How things work.

I'm curious about the world and how things work.

Kalimat di atas gue tulis saat memperbaiki CV, beberapa hari yang lalu. Sebuah kalimat yang, pada hari ini, kayaknya gue sadari merupakan kunci dari seluruh permasalahan gue selama ini, dan kunci jawaban dari soal "Apa sebenarnya passion gue?"

Gue coba untuk melihat progress gue di 7 bulan ini. Kapan hari, gue sempet berbincang sama salah satu kolega gue, yang sama-sama masuk di waktu yang sama. Kita sharing tentang apa yang gue rasakan disini, dan seperti biasa, dia memberikan beberapa nasihat ke gue. Sampai suatu waktu dia berkata,

"Kok gue lihat lo tuh emang suka ngulik ya, To? Kayak, kalau soal penggunaan aplikasi (SketchUp, AutoCAD, atau 3ds Max + Corona Renderer) tuh cepet banget belajarnya. Langsung pesat gitu gatau kenapa. Tapi kalau soal desain, kayak lama banget gitu progresnya."

Omongan dia bener juga. Gue selama ini merasa terbantu banget soal penggunaan aplikasi. Tugas pertama pas gue masuk itu bantu drafting pintu. Disitu gue jadi belajar gimana sih caranya ngedrafting yang benar, apa aja yang harus ada, dll. Ilmu gue di kelas Konstruksi Bangunan pun jadi seakan kembali ke gue, padahal itu mata kuliah yang gue sampai ngulang 2 kali. Seminggu gue nge-drafting dengan AutoCAD, gue jadi piawai menggunakan aplikasinya.

Lanjut pas disuruh ngedesain toilet dari sebuah kantor. Beberapa kali gue gagal pas disuruh mendesain. Jadinya jelek, jadinya gak sempurna, dll. Meskipun ujung-ujungnya, gue ngerti harus ngapain. Karena dituntut untuk mendesain cepat pun, gue jadi piawai menggunakan aplikasi SketchUp. Gue jadi sadar ada fitur "Shortcut" yang gue jarang gunakan.

Akhirnya, untuk memudahkan gue mendesain, gue ganti shortcut-shortcut itu ke hal yang biasa gue tau, di aplikasi Premiere Pro dan Photoshop. Gue juga mengintegrasikan pola pikir bermain CS:GO dengan shortcut aplikasi SketchUp. Misalnya, huruf V untuk berubah jadi pointer biasa, huruf W untuk geser objek, tombol Shift+W untuk extrude bidang, dll. Jadi gue hanya menggunakan tombol-tombol yang biasa digunakan di permainan FPS itu.

Juga saat melakukan rendering desain.

Gue bener-bener baru sama aplikasi 3ds Max, apalagi dengan mesin rendernya, Corona Renderer. Bener-bener blas gak ada pengalaman. Tapi saat itu ada mentor yang bantu gue (yang sayangnya udah resign), jadinya gue bisa ngerti cara mengoperasikan 3ds Max. Corona Renderer pun juga sama bingungnya. Tapi setelah memperhatikan dan mempelajari, ternyata Corona Renderer itu cukup dasar dan cukup mudah. Mungkin, karena gue sudah biasa pindah-pindah alat render (seperti Vray, Enscape, Lumion, bahkan di Blender), dan gue sering mengulik tentang cara rendering, gue jadi sedikit bisa mengerti caranya merender dengan benar.

Tapi desain, sampai sekarang, gue gak tau caranya. Setiap kali gue ngebuat desain, entah kenapa rasanya ini bukan cara mendesain yang tepat. Gue belom bisa menghasilkan desain yang brilian; gue belum tau caranya. Pengen banget tau caranya, biar gue gak diomelin-diomelin mulu.

Cara. Cara. Cara.

Itu kata kuncinya gue rasa. Disaat gue ngerti caranya, gue bisa melakukannya. Semua karena cara.

Mungkin karena gue merasa, tim desain di kantor gue, tidak mementori gue tentang cara mendesain yang baik, yang benar, dan yang istimewa, jadinya gue cuma kebingungan aja. Mungkin ya.

Entahlah. Pada akhirnya, gue cuma pengen tau tentang cara. Dan gue pengen orang lain tau, tentang cara.

Cara.

Mungkin itu kuncinya, kunci dari apa yang sebenernya gue suka, gue bisa, dan gue inginkan di hidup. Entahlah. Cara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kopi dan Ekstasi untuk dipaksa produksi dan relaksasi

Jadi, Gue Putusin Stop Main Sosmed Seminggu, dan Ini yang Gue Rasain

Belajar menulis untuk belajar berpikir.