Bukan 'Bisa', tapi 'Mencoba'

Ada satu hal yang gue sadari beberapa hari kebelakang. Tentang diri ini dan mindset yang selama ini gua miliki. Sebagai catatan, gue gak tau apakah mindset ini tepat gue miliki, atau sebenarnya justru memperburuk kondisi gue. Nevetheless, here's the thought.

Gue bukan bisa berbagai macam hal, gue mencoba.

Sebuah pemikiran yang sebenarnya, sudah dijelaskan oleh kerabat terdekat gue, namun gue malah tidak melihat hal itu dengan jelas. Tanpa menjadi kepedean, gue merasa ada beberapa hal yang memang bisa gue lakukan secara mudah, ada juga beberapa hal yang gue kesulitan melakukannya.

Salah satu yang gue sulit adalah mendesain. Hal ini tergambar jelas dari bertahun-tahun kuliah Arsitektur tapi gak sama sekali memiliki perkembangan yang signifikan. Dengan kesulitan yang muncul, juga ditambah kondisi keluarga saat itu, gue jadi lulus kuliah di tahun ke-5. Gue pun sejatinya gak masalah dengan hal itu, tapi kadang jadi buah pikiran aja.

Jadi saat sekarang gue terjun ke dunia Arsitektur dan Interior, dan ternyata masih banyak hal yang gue belum bisa lakukan, kadang secara tidak sadar, gue membandingkan skill ini dengan skill-skill yang gue pikir gue bisa lakukan. Seperti mengedit video, fotografi, bikin musik, dsb. Gue merasa "kok gue bisa melakukan hal-hal ini tapi gue gak bisa mendesain Arsitektur/Interior?"

Tapi pemikiran itu salah. Gue ternyata gak bisa.

Bisa, kalau kita ambil definisi dari KBBI, adalah "mampu melakukan sesuatu." Untuk gue sendiri, gue menambahkan kata sifat "bagus" dalam kata "bisa." Karena menurut gue, orang yang bisa, harusnya menghasilkan sesuatu yang bagus. Minimal, cukup.

Setelah gue coba pikirkan; mengingat-ingat apa yang selama ini terjadi di hidup gue terkait kebisaan, ternyata gue bukan "bisa" melakukan semua hal yang selama ini orang katakan gue "bisa" lakukan.

Gue, secara tidak langsung, mencoba. I try.

Hampir dua puluh lima tahun gue hidup, semua "kebisaan" yang selama ini gue anggap orang anggap ke gue, bukanlah hal tersebut. Karena faktanya, gue gak bisa. Gue mencoba.

Saat mendalami apa yang selama ini terjadi di hidup gue, gue sadar, gue adalah pemimpi. Dari kecil sudah bermimpi.

Gue bermimpi jadi kayak Raditya Dika, bisa menulis, berkarya, berkomedi.

Gue bermimpi bisa jadi kayak Benakribo dan Chandra Liow. Jadi content creator.

Gue bermimpi jadi kayak Freddie Wong atau Corridor Digital, bisa bikin film-film action keren.

Semuanya mimpi.

Dan mimpi ini, in every stage of my life, gue coba jadikan kenyataan.

Bermimpi jadi Raditya Dika setelah baca buku dia yang Marmut Merah Jambu dan KambingJantan. Seketika gue bikin blog ini, yang secara tidak sengaja menjadi saksi bisu setiap step dalam hidup gue (meskipun tidak lengkap). Gue jadi berangan-angan juga untuk menulis buku dari blog yang gue tulis. Sampai mencoba belajar menulis dengan benar. Semua gue lakukan.

Bermimpi jadi musisi, gue ajak teman-teman bermain band bersama. Kita patungan sewa studio musik beneran, sewa 2 jam, main-main gak jelas. Anak-anak yang mungkin, mereka gak ngerti ngapain mereka sewa-sewa studio musik kalau gak bisa main musik. Ya akhirnya kita seru-seruan aja main. Nama bandnya dulu juga lucu. 7th Recover. Gak tau artinya apa dulu tuh. Terus berubah jadi Vextynx. Gak ngerti juga kenapa.

Bermimpi jadi music producer, gue coba kulik FL Studio. Baca buku sana sini, nonton YouTube sana sini. Sok-sokan bikin musik label VTX Records, tanpa ngerti music label tuh apa. Sampai sekarang ada Adhitanto dan Antony Adhi di Spotify.

Bermimpi jadi Corridor Digital, coba belajar edit video pake Movie Maker, Sony Vegas, After Effect. Modal pinjem kamera temen, kita shooting film-film action lucu. Bikin channel youtube VegasHDProduction dan VegasHDFilms. Sok-sokan aja bikin.

Bermimpi jadi Benakribo, mulai ngevlog. Ceritain kejadian sehari-hari yang sebenarnya belum tentu menarik untuk ditonton. Bikin travel vlog ala-ala juga, belajar ngedit kekinian ala-ala Sam Kolder juga.

Sekarang, 2023, gue bermimpi jadi desainer. Punya kantor sendiri, ngerjain desain dan dibayar untuk itu.

Semuanya, dari dulu sampai sekarang, itu cuma mimpi. I can't really do those things.

Gak bisa tuh nulis buku dan nerbitin buku, karena isi kepala gue kadang berantakan dan susah untuk dilurusin.

Gak bisa tuh jadi musisi, tangan terlalu halus dan susah buat main gitar. Gampang banget kapalan dan sakit. Juga gak jago main lagu macem-macem, cuma lagu sederhana aja.

Ga bisa tuh jadi music producer, gak bener-bener tau apa yang harus dilakukan untuk bikin lagu. Mentok-mentok bantuin temen-temen bikin coveran lagu untuk di-upload.

Gak bisa tuh jadi filmmaker, waktunya gak ada, gak ada tim untuk bantu, juga gak punya ide cerita yang cemerlang.

Gak bisa juga jadi content creator. Bukan seseorang yang good looking (meskipun I'm trying to), juga bukan seseorang yang pede untuk bikin konten macem-macem di sana.

Sekarang, gue mempertanyakan, apakah gue benar-benar bisa menjadi desainer.

Atau bahkan lebih parah, apakah gue benar-benar bisa, bekerja?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kopi dan Ekstasi untuk dipaksa produksi dan relaksasi

Jadi, Gue Putusin Stop Main Sosmed Seminggu, dan Ini yang Gue Rasain

Belajar menulis untuk belajar berpikir.